- Macan dahan kalimantan (Neofelis diardi borneensis) adalah raja rimba penyendiri. Jenis ini lebih banyak menghabiskan waktunya di dahan atau di atas pohon.
- Bukan hanya luas kawasan yang menjadi tantangan dalam upaya menjaga kelestarian macan dahan kalimantan di Taman Nasional Kayan Mentarang (BTNKM). Akses menuju kawasan juga sangat terbatas, karena hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai dan udara.
- Berdasarkan survei Balai TNKM 2023, diketahui perjumpaan macan dahan kalimantan sebanyak 8 individu.
- Di Indonesia, tercatat dua studi yang menghasilkan estimasi kepadatan populasi macan dahan yaitu di hutan Wehea, Kalimantan Timur. Juga di hutan rawa gambut Sebangau, Kalimantan Tengah.
Macan dahan kalimantan (Neofelis diardi borneensis) adalah raja rimba penyendiri. Makhluk malam pemalu, yang tak mau diganggu.
Seperti namanya, jenis ini lebih banyak menghabiskan waktunya di dahan atau di atas pohon. Pola belangnya yang berbentuk bulatan tak beraturan itu jadi kamuflase terbaik di lingkungan hutan yang rimbun. Karakternya yang elusif, semakin membuat kita belum benar-benar mengenalnya.
Pada 2023, Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (BTNKM) melakukan survei potensi dan sebaran macan dahan di kawasan taman nasional. TNKM memiliki luas kawasan sebesar 1.271.696.56 hektar. Berlokasi di dua kabupaten yaitu Malinau dan Nunukan, taman nasional ini disebut-sebut menjadi taman nasional dengah hutan primer terluas di Asia Tenggara.

Perjumpaan macan dahan
Luasnya kawasan menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan survei yang dibantu kamera pantau. Lokasi pemasangan mewakili tipe ekosistem dan kontur, dengan jarak pemasangan 40 cm di atas tanah. Jarak antar kamera pantau 2-4 km yang mewakili daerah jelajah dan area teritori. Total kamera pantau yang dipasang sebanyak 60 unit yang datanya paling cepat diunduh 3 bulan setelah terpasang.
“Penggunaan kamera pantau atau camera trap sangat mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan, terutama dalam identifikasi populasi satwa,” ungkap Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM, melalui jawaban tertulis kepada Mongabay, Senin (23/6/2025).
Bukan hanya luas kawasan yang menjadi tantangan dalam upaya menjaga kelestarian macan dahan kalimantan. Akses menuju kawasan juga sangat terbatas, karena hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai dan udara.
“Berdasarkan survei BTNKM 2023, diketahui perjumpaan macan dahan kalimantan sebanyak 8 individu,” papar Seno lagi.
Data sebelumnya menyebut, di TNKM terdapat 150 jenis mamalia, 44 jenis endemik, dari 228 jenis mamalia yang ada di Pulau Kalimantan. Terdapat 8 jenis primata, lebih dari 310 jenis burung yang 28 jenis endemik Kalimantan. Sejak Maret 2022, macan dahan kalimantan menjadi satwa prioritas TNKM.
Husien Dwi Husainar, Pengendali Ekosistem Hutan TNKM, mengatakan sepanjang 2023-2024, terdapat 4 temuan individu berbeda macan dahan kalimantan. Informasi berasal dari data yang diunduh dari kamera pantau. Sementara dari patroli berbasis Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) pada 2025 ditemukan 2 jejak baru di Laut Birai, Malinau, wilayah TNKM.
Beberapa waktu lalu, seekor macan dahan kalimantan tertangkap kamera saat hendak melintas jalan desa yang membelah hutan di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. Video yang direkam 16 Maret 2025 pada sore itu, kemudian viral.
Momen yang diabadikan rombongan Diskominfo Tana Tidung dalam perjalanan menuju Desa Bandan Bikis itu, memperlihatkan seekor macan dahan bergerak dari satu sisi jalan ke sisi lainnya. Dia sempat berhenti sebentar di tengah jalan menatap ke arah kamera sebelum kemudian hilang di rerimbunan. Desa Bebatu dikenal memiliki rawa gambut dan hutan mangrove yang menjadi salah satu habitat pilihan macan dahan.
Meski beberapa kali terdapat laporan macan dahan kalimantan terlihat masyarakat, namun Husien menjelaskan belum ditemukan adanya interaksi negatif dengan manusia.
“Ini indikator kuat bahwa ketersediaan mangsa macan dahan di kawasan masih tercukupi dan minimnya interaksi negatif dengan satwa lain,” jelasnya secara tertulis kepada Mongabay, Senin (23/6/2025).
Dengan kucing merah misalnya, menurut Husien, sebagai sesama satwa teritorial mereka akan saling menghindar.
“Baik kucing merah dan macan dahan memiliki wilayah jelajah dan teritorial yang tidak saling beririsan. Ini sama dengan kondisi di wilayah Sumatera. Macan dahan cenderung menghindari wilayah jelajah atau teritorial harimau sumatera.”
Meski tidak semisterius kucing merah, pengetahuan kita tentang macan dahan kalimantan relatif masih terbatas. Setahun lalu, untuk pertama kalinya satu keluarga macan dahan kalimantan tertangkap kamera pantau di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Pada 2007 lalu, diketahui bahwa macan dahan kalimantan dan sumatera berbeda secara spesies dengan macan dahan daratan (Asia), Neofelis nebulosa.

Status macan dahan
Status macan dahan kalimantan dalam Daftar Merah IUCN adalah Rentan/Vulnerable (2015). Laporan IUCN (2015) menyebut, kepadatan populasi macan dahan kalimantan berkisar 0,8 hingga 4,4 individu per 100 kilometer persegi (2011, 2012). Namun dari 10 survei itu 6 di antaranya menunjukkan kepadatan kurang dari 1,9 individu per 100 kilometer persegi. Laporan itu juga menyebut, survei di Cagar Alam Kabili Sepilok di Sabah, Malaysia, dan beberapa hutan di Kalimantan bahkan tidak menemukan bukti keberadaan macan dahan.
Perkiraan luas hunian (area of occupancy) macan dahan kalimantan saat ini masih sekitar 378.900 kilometer persegi. Namun mengingat tekanan perburuan, fragmentasi wilayah, dan berkurangnya luas hutan, jumlahnya mungkin terus turun.
Dengan melakukan ekstrapolasi data, jumlah individu macan dahan sunda dewasa (Sumatera dan Kalimantan) diduga sebanyak 4.500 individu hingga 10.000 individu. Khusus di Kalimantan sekitar 3.800 individu dan 730 individu untuk Sumatera.
Laporan IUCN itu mencatat, survei macan dahan kalimantan menggunakan kamera pantau di Sabah telah beberapa kali dilakukan. Baik untuk hutan dataran rendah, tinggi, maupun montana dan submontana, termasuk di hutan produksi.

Di Indonesia, tercatat dua studi yang menghasilkan estimasi kepadatan populasi macan dahan yaitu di hutan Wehea, Kalimantan Timur. Juga di hutan rawa gambut Sebangau, Kalimantan Tengah. Hasilnya, di hutan Wehea kepadatannya 1,23 hingga 3,01 individu per kilometer persegi. Sementara di hutan rawa gambut Sebangau 0,7 individu hingga 4,4 individu per kilometer persegi.
Dari yang serba sedikit dan baru itu telah diketahui bahwa macan dahan kalimantan punya sejumlah keistimewaan. Ia merupakan satwa lincah yang berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Ekornya panjang, yang bermanfaat menjaga keseimbangan saat bergerak di atas pohon. Dia juga dibekali kecakapan turun dari pohon dengan kepala lebih dulu.
Macan dahan kalimantan juga memiliki taring panjang, yang terpanjang di antara keluarga kucing jika dibandingkan ukuran tengkoraknya. Panjangnya bisa mencapai 5 cm. Ia bisa membuka mulutnya sampai 90 persen sehingga memungkinkan secara efektif menggunakan taringnya.
*****
Setelah 20 Tahun, Kucing Misterius ini Terpantau di Kayan Mentarang