Puluhan Kebun Warga Tersebar di Cagar Alam Cyclop

Puluhan kebun warga diperkirakan tersebar di sekitar kawasan Cagar Alam Cyclop.  Baru sekitar 14 kebun terdata yang dimiliki warga pegunungan Papua, yang tinggal di kaki Gunung Cyclop.

Masyarakat ini rata-rata datang dari Wamena, Yahukimo dan Puncak Jaya. Kebun yang mereka buka kakao, pinang, kelapa, mangga, nangka, buah merah, pisang, dan nenas. Ada juga ubi-ubian seperti keladi, petatas, singkong, serta sayur-mayur.

Kehadiran kebun ini memicu penebangan kayu di sekitar kaki gunung. Pantauan Mongabay, tak hanya kebun, 14 gubuk juga dibangun.  “Kebun-kebun ini belum semua dihitung. Baru kebun lama terhitung. Diprediksi sekitar 30-an lebih kebun,” kata Yosep Ondi, Komandan Satgas Cagar Alam Cyclop, di Jayapura, Rabu(5/9/12).

Gubuk warga di kaki Gunung Cyclop. Foto: Musa Abubar

Satgas Cagar Alam Cyclop akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Kabupaten Jayapura, menertibkan gubuk ini. Mereka akan menghentikan pembukaan lahan perkebunan rakyat. “Kami akan tertibkan gubuk-gubuk. Perkebunan juga akan dihentikan.”

Kepala Kampung Sereh, Adolf Felle mengatakan, akan mengambil tindakan tegas menertibkan pembangunan gubuk dan perkebunan di sekitar cagar alam.  Kepala Bidang Pembinaan Hutan, Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, Yance Tandung mengatakan, kehutanan bersedia bersama Satgas Cyclop menertibkan gubuk dan perkebunan rakyat ini.

Kredit

Topik

Badak Terakhir Nusantara

Indonesia menyimpan dua spesies badak yang kini berada di ambang kepunahan. Badak Jawa hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, sementara Badak Sumatera bertahan di beberapa kantong populasi kecil di Sumatera dan Kalimantan. Populasi mereka sangat sedikit dan terus tertekan oleh hilangnya habitat serta ancaman perburuan. Setiap individu yang masih hidup menjadi penentu masa depan […]

Artikel terbaru

Semua artikel