Inovasi terbaru di bidang perikanan menunjukkan bahwa di balik sepiring hasil laut yang kita nikmati, tersembunyi tantangan besar terkait keaslian spesies dan keberlanjutan ekosistem. Tim riset dari IPB University di bawah kepemimpinan Prof. Asadatun Abdullah telah mengembangkan teknologi genomik bernama “Hi‑Par Meter” dan “True Portunus” yang memungkinkan identifikasi spesies laut (khususnya hiu, pari, dan rajungan) dengan cepat, bahkan dari produk olahan yang sudah sulit dikenali morfologinya.
Kedua alat ini memanfaatkan teknik DNA barcoding, PCR, LAMP dan teknologi sequencing untuk mendeteksi spesies secara akurat dan portabel, sehingga bukan hanya mempermudah industri perikanan, tapi juga memainkan peran penting dalam pelestarian spesies terancam dan pemenuhan regulasi internasional seperti CITES.
Dengan langkah ini, kita melihat persimpangan penting antara teknologi, keamanan pangan, kejujuran rantai pasok, dan konservasi laut: bukan hanya soal “apakah ikan ini benar spesies yang tertulis” tetapi juga “apakah cara kita menangkap, mengolah, dan memperdagangkannya ramah lingkungan dan sah”.
Simak diskusi mendalam bersama Prof. Asadatun Abdullah sebagai narasumber dalam episode “Bincang Alam” yang membahas bagaimana riset dan invovasi ini bisa diterjemahkan ke lapangan—mulai dari pelabuhan, pasar tradisional hingga ekspor—dalam upaya mewujudkan rantai produk perikanan yang transparan, berkelanjutan, dan bertanggung-jawab.
Foto: Rekam Nusantara Foundation


