- Beberapa komunitas dan panitia penyembelihan hewan kurban di Jawa Timur meninggalkan tas kresek untuk membungkus daging kurban. Mereka memilih besek yang terbuat dari anyaman bambu, daun jati, daun pisang dan wadah guna ulang.
- Prigi Arisandi, Manager Science, Art and Ccommunication Ecoton mengapresiasi kesadaran warga meninggalkan tas kresek untuk bungkus daging kurban. Meminta pemerintah memberikan insentif bagi pelaku UMKM dan komunitas dan kampung-kampung yang menggunaan wadah alternatif pengganti tas kresek.
- Sanggar Hijau Indonesia, Jombang membuat program Eco Qurban bertema Qurban Zero Waste: Berkah untuk Manusia, Berkah untuk Bumi. Mereka membuka donasi wadah daging kurban yang ramah lingkungan.
- Bupati Jombang, Warsubi mengeluarkan Surat Edaran yang menghimbau, dan mengajak masyarakat tidak menggunakan kantong plastik. Sebagai gantinya, membawa wadah guna ulang untuk daging kurban.
Di depan halaman masjid, puluhan warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sibuk berkutat dengan daging kurban. Mereka memotong, memisahkan daging dari tulang dan membungkus daging dengan daun jati di dalam besek anyaman bambu. Sejak dua tahun terakhir, mereka tak menggunakan tas kresek sebagai bungkus daging. Mereka menggantinya dengan besek.
Telaten, mereka membungkus dan memasukkan daging kurban dalam ratusan besek. Wartini, seorang warga menjelaskan daun jati dan besek mereka pilih karena mudah terurai dan ramah lingkungan. Kalau tas kresek perlu ratusan tahun untuk terurai.
“Tas kresek menyebabkan daging kurban berbau. Sedangkan daun jati lebih sehat,” kata Watini dalam reels Istagram @pulauplastik.
Video berdurasi 5,48 menit mereka unggah 7 Juni 2025 bikinan Prigi Arisandi, pendiri Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton). Prigi katakan, aksi warga ini bentuk kepedulian terhadap lingkungan karena sampah plastik terus menumpuk.
“Idul Adha, tahun ini bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni, bertema ending plastic pollution atau hentikan polusi plastik,” katanya.
Manager Science, Art and Communication Ecoton ini mengapresiasi kesadaran warga meninggalkan tas kresek untuk bungkus daging kurban. Kementerian Lingkungan Hidup mengimbau panitia membagikan daging kurban tanpa sampah plastik.
“Tak cukup imbauan, tapi perlu langkah nyata,” katanya.
Salah satu bentuknya pemerintah bisa memberikan insentif sebagai penghargaan masyarakat yang mengurangi penggunaan plastik. Seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi besek. Hingga pelaku usaha UMKM lebih bersemangat dan tumbuh memerangi sampah plastik.
Penghargaan kepada komunitas dan kampung-kampung yang menggunakan wadah alternatif pengganti tas kresek. Apalagi, gerakan masyarakat mulai terasa dan ada kesadaran kolektif bersama-sama menghindari timbulan sampah plastik.
Selama beberapa hari Prigi sempat menyusuri sungai Brantas, hasilnya badan sungai penuh sampah plastik. Selain itu, sebagian warga membakar sampah plastik yang menimbulkan mikroplastik di udara dan mengancam kesehatan manusia.

Setop tas kresek
Sejumlah panitia penyembelihan hewan kurban di Jatim tidak pakai tas kresek dan beralih menggunakan wadah ramah lingkungan. Selain Tulungagung, aksi serupa juga oleh panitia penyembelihan hewan kurban di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sejak lima tahun, mereka tak lagi menggunakan tas kresek dan beralih ke besek berlapis daun pisang dan daun jati.
“UMM konstisten menerapkan green and halal qurban. Tanpa mengorbankan aspek kebersihan dan lingkungan,” kata Ali Mahmud, Koordinator Panitia Kurban UMM.
Bungkus berbahan alami, katanya, lebih sehat dan ramah lingkungan. Sedangkan tas kresek baru bisa hancur terurai hingga 500 tahun.
Sanggar Hijau Indonesia, Jombang membuat program Eco Qurban bertema Qurban Zero Waste: Berkah untuk Manusia, Berkah untuk Bumi. Mereka membuka donasi wadah daging kurban yang ramah lingkungan. Berupa wadah guna ulang seperti thinwall atau wadah plastik bekas bersih dan besek bambu. Wadah guna ulang tersebut dikumpulkan mulai 22 Mei – 02 Juni 2025. Program itu bertujuan mendukung distribusi daging kurban tanpa plastik sekali pakai.
Shanti Ramadhatni, Direktur Sanggar Hijau Indonesia, menjelaskan, selama sepekan terkumpul 576 wadah terdiri atas thinwall dan besek. “Sepekan terkumpul cukup banyak. Kurban tak hanya soal daging, tapi juga tentang kepedulian lingkungan.”
Sanggar Hijau Indonesia juga menyelenggarakan lomba video eco kreatif bertema berkurban tanpa plastik. Video edukasi kreatif, katanya, berupa rekaman penyembelihan hewan kurban yang dengan wadah ramah lingkungan atau guna ulang untuk menghindari timbulan sampah kresek. Lomba pada 6-8 Juni 2025.
Akun instagram @wiwiek165 menjelaskan usahanya mengajak panitia pembagian daging kurban untuk mengganti wadah guna ulang yang ramah lingkungan. Ia mendatangi panitia sembari membawa hewan kurban. Ia menyebutkan eco qurban terselenggara di masjid Al-Muttaqin Karangmangu, Jombang. “Ini eco qurban versi aku. Yuk, ikut aku izin ke pengurusnya kira-kira di-ACC gak ya?,” katanya.
Ribuan paket daging kurban terbagi setiap Idul Adha, namun bungkus plastik mencemari lingkungan. Kurban, tidak sekadar menyembelih hewan, juga menyucikan niat. “Prinsip re-use itu bentuk bersyukur, daripada pakai yang baru gunakan yang masih bisa digunakan. Islam mengajarkan jangan mubazir, jangan berlebihan.”
Warga Kelurahan Kaliwungu, Jombang sejak tujuh tahun lalu juga istiqomah berkurban tanpa plastik. Mereka menggantinya dengan wadah guna ulang dan besek bambu. Melalui akun instagram @kbakaliwungu, mereka mengajak semua masyarakat terlibat menggunakan wadah yang ramah lingkungan. Serta mendukung perajin besek.
“Sebuah langkah kecil yang konsisten, berdampak besar untuk bumi. Kurban berkah, lingkungan pun terjaga,” tulisnya.

Surat edaran
Warsubi, Bupati Jombang, mengeluarkan Surat Edaran tentang Himbauan Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik 2025. Surat tertanggal 28 Mei 2025. Dalam surat edaran yang disampaikan kepada panitia pembagian daging kurban di Jombang, mengimbau, dan mengajak masyarakat tidak menggunakan kantong plastik. Sebagai gantinya, membawa wadah guna ulang untuk daging kurban.
Atau menggunakan alternatif wadah yang dapat didaur ulang, atau dikomposkan yang sesuai dengan kearifan lokal setempat. “Misal daun pisang atau daun jati, anyaman bambu (besek), anyaman pandan atau tempat makanan tidak sekali pakai (kotak thinwall) atau kantong ramah lingkungan lain,” tulis Warsubi.
Pemkab Jombang menyediakan tempat sampah terpilah dan alat pengumpul sampah terpilah di lokasi pelaksanaan sholat Idul Adha dan pembagian daging kurban. Serta mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan pemotongan hewan kurban. Selain itu, panitia bertanggung jawab menjaga kebersihan dan mengelola sampah dalam pelaksanaan sholat Idul Adha dan pembagian daging kurban.
Menteri Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2025 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 2025 tanpa Sampah Plastik. Hanif menjelaskan, dalam mendistribusikan daging kurban jika menggunakan kantong kresek akan berpotensi meningkatkan timbulan sampah plastik. “Jumlah sampah plastik di Indonesia 2023, mencapai 11,18 juta ton.”
Jika sampah plastik tidak diolah serius, menjadi mikroplastik yang berdampak serius terhadap kesehatan. Pada Idul Adha 2025, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia bertema, “Mengakhiri Polusi Plastik.”
Dia meminta bupati dan walikota melaksanakan pembagian daging kurban tanpa kantong plastik. Ia mengimbau masyarakat membawa wadah guna ulang, atau menggunakan daun pisang, daun jati atau besek yang bisa jadi kompos.
Edaran ini sebagai wujud implementasi program pengurangan dan penanganan sampah melalui keterlibatan masyarakat seperti amanat Peraturan Presiden Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

*****
Dampak Mengerikan Sampah Plastik: Ekosistem Hancur, Manusia Terancam