Kala Para Musisi, sampai Perancang Busana Suarakan Penyelamatan Harimau Sumatera

Band Navikula, kala menandatangani petisi Tiger Manifesto di Jakarta. Foto: Andre Wiredja/Greenpeace
Band Navicula, kala menandatangani petisi Tiger Manifesto di Jakarta. Foto: Andre Wiredja/Greenpeace

“Menebangi hutan berarti menghilangkan “rumah” harimau-harimau kita. Mereka adalah orang-orang yang amat sangat miskin. Ternyata orang-orang ini orang kaya palsu, karena orang kaya sebenarnya adalah noble (mulia). Harimau ini adalah sumber kekayaan sebenarnya.” Kata Harry Darsono, desainer ternama Indonesia, dalam Tiger Manifesto.

Harry Darsono dan selebritis Indonesia lain, seperti, model Suasan Machari, fotograger Jerry Aurum sampai band Navicula, Jumat (8/11/13) malam itu, berkumpul di Jakarta. Mereka tegas menyatakan, keberanian membela hutan buat menyelamatkan harimau Sumatera.

Bersama Greenpeace para selebritis ini meluncurkan Tiger Manifesto, sebuah panggilan aksi massif bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Tiger Maniefsto adalah komitmen membuat perubahan menghentikan penghancuran, dan melindungi warisan hutan Indonesia (#ProtectParadise).

Tiger Manifesto juga didukung artis papan atas Indonesia seperti Wulan Guritno, Julie Estelle dan Poppy Sovia serta model Fahrani Empel. Para selebritis ini menyerukan penggunaan produk-produk dari minyak sawit bebas kehancuran hutan. Mereka tak mau menjadi bagian dari kepunahan harimau Sumatera. Satwa ini terancam punah. Kini di alam liar, diperkirakan tinggal 400 individu hidup. 

Teguh Surya, Forest Political Campainger Greenpeace SEA–Indonesia mengatakan, kampanye online dan offline ini bagian dari aksi global melindungi hutan dan habitat harimau Sumatra. “Bukan hanya harimau, juga satwa terancam punah yang lain seperti orangutan, badak dan gajah,” katanya kepada media.

Para selebriti ini juga meyakini ada solusi pengelolaan hutan tanpa harus melakukan deforestasi dan meminta sawit bersih dari pemusnahan satwa dilindungi.

Adapun isi Tiger Manifesto  ini adalah, “Saya berani untuk hutan! Saya tidak ingin produk yang saya pakai terkotori oleh kepunahan harimau Sumatra.” “Menghancurkan rumah mereka untuk membuat perkebunan sawit harus dihentikan di saat sudah ada solusi yang lebih baik. Saya berkaca pada diri sendiri dan ingin tahu apa yang ada dalam produk yang saya pakai. Jangan libatkan saya dalam kepunahan harimau Sumatera”

Penelitian terbaru Greenpeace, yang dirilis Oktober 2013, menemukan, merek-merek rumah tangga terkenal, seperti P&G, Gillette, sampai Oreo, terlibat dalam pemusnahan harimau Sumatera. Mengapa? Karena mereka memasok sawit dari PT Wilmar International, perusahaan yang diungkap Greenpeace menggunakan sawit dari sumber-sumber yang merusak hutan habitat harimau Sumatera.

Teguh Surya, pengkampanye Hutan Greenpeace, Sausan Machari, seorang model, dan Robi, vokalis Band Navicula, serta Jerry Aurum, fotografer bergabung dalam gerakan menyelamatkan hutan, menyelamatkan harimau Sumatera. Foto: Wiredja/Greenpeace
Teguh Surya, pengkampanye Hutan Greenpeace, Sausan Machari, seorang model, dan Robi, vokalis Band Navicula, serta Jerry Aurum, fotografer bergabung dalam gerakan menyelamatkan hutan, menyelamatkan harimau Sumatera. Foto: Andre Wiredja/Greenpeace

Kredit

Topik

Potret Buram Nelayan Tradisional

  Kondisi nelayan tradisional di Indonesia memprihantinkan. Negara makin tidak berpihak pada nelayan saja. Demi tingkatkan ekonomi, pemerintah izinkan privatisasi ruang laut dan pesisir serta sumber daya alam di dalamnya. Hingga perampasan ruang laut dan pesisir terus terjadi. Upaya-upaya masyarakat mempertahankan lahan pun tak jarang berakhir dengan jerat hukum. Belum lagi  wilayah tangkap  nelayan tradisional/kecil […]

Artikel terbaru

Semua artikel