Foto: Spanduk 1500 Manusia Menentang Bendungan Belo Monte Brasil

Foto ini adalah hasil kolaborasi antara artis udara John Quigley dan komite masyarakat asli termasuk Aldamir Satare-Mawe (Amapa), Sheyla Juruna (Para), Dione Vison Terena (Mato Groso do Sul), Augusto Kaigamg (Rio Grande do Sul) dan Capitao Portuguara. Foto diperoleh dari Amazon Watch

Hampir 1500 orang membentuk spanduk raksasa di pantai Rio de Janeiro untuk memprotes rencana membangun lusinan bendungan di cekungan Amazon, seperti dilaporkan Amazon Watch, sebuah LSM yang berkampanye melawan rencana pembangunan bendungan di Sungai Belo Monte.

Gambar yang dibuat ini melambangkan anggota negara dunia pertama meraih matahari dan menambahkan teks bertuliskan “Rios para a vida” (Rivers for life). Lambang ini menunjukkan ‘ simbolisasi betapa pentingnya ilmu pengetahuan kuno dan mendorong untuk memenuhi kebutuhan energi bersama melalui sumber yang bisa diperbarui seperti matahari.’

“Sungai seharusnya didedikasikan untuk mendukung kehidupan jutaan manusia yang tergantung padanya dan…tidak seharusnya dibatasi,” ungkap rilis media yang diterbitkan Amazon Watch, bersama dengan Articulation of Brazilian Indigeneous People, The Global Campaign for Climate Action, dan Rainforest Action Network.

Aksi ini dilakukan untuk menentang pembatasan sungai melalui bendungan di Belo Monte, yang justru menjadi isu utama yang dibawa Brasil dalam Konferesnsi Rio+20. Sungai Belo Monte akan membanjiri ribuan hektar hutan hujan tropis, memaksa ribuan orang pindah dan memblokade jalur migrasi ikan-ikan, dan berpotensi mengganggu kehidupan komunitas yang bergantung pada sungai.

“Kami ingin memberitahu dunia bahwa sungai, manusia dan planet ini perlu diselamatkan. Pesan dari spanduk ini adalah, kita bisa hidup lebih berkelanjutan, menghargai orang-orang di bumi tanpa harus menghancurkan sumber daya alam,” ucap pemimpin suku asli Sheyla Juruna.

Brasil berniat membangun 60 proyek hydro elektrik di Amazon dalam dekade mendatang. Pihak pemerintah menyatakan bahwa bendungan ini akan menjadi sumber energi yang bersih dan bisa diperbarui, namun kritik terus berdatangan, dan menyatakan bahwa kerugian yang dialami akan lebih banyak dibanding keuntungannya. Menurut para ahli, bendungan ini akan melepas karbon dalam bentuk metana ke udara dalam jumlah besar.

Kredit

Topik

Potret Buram Nelayan Tradisional

  Kondisi nelayan tradisional di Indonesia memprihantinkan. Negara makin tidak berpihak pada nelayan saja. Demi tingkatkan ekonomi, pemerintah izinkan privatisasi ruang laut dan pesisir serta sumber daya alam di dalamnya. Hingga perampasan ruang laut dan pesisir terus terjadi. Upaya-upaya masyarakat mempertahankan lahan pun tak jarang berakhir dengan jerat hukum. Belum lagi  wilayah tangkap  nelayan tradisional/kecil […]

Artikel terbaru

Semua artikel