Indonesia menghadapi peningkatan paparan mikroplastik di udara, air hujan, tanah, pangan, dan tubuh manusia. Partikel ini muncul dari sampah plastik yang tidak terkelola, pembakaran terbuka, gesekan ban kendaraan, tekstil sintetis, aktivitas industri, serta produk harian seperti kosmetik dan deterjen. Mikroplastik bergerak melalui atmosfer lalu turun bersama hujan. Ia mencemari sumber air, masuk ke rantai makanan, dan terdeteksi dalam darah, urine, feses, serta jaringan saraf. Berbagai studi menunjukkan paparan tinggi berpotensi memengaruhi fungsi kognitif, hormon, dan kesehatan organ. Tantangan terbesar adalah produksi plastik yang meningkat, rendahnya tingkat daur ulang, dan lemahnya pengendalian di hulu.