Perdagangan kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis) masih marak, terutama pada platform online. Padahal, status kucing ini dilindungi Permen LHK No.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Rantai perdagangan berawal dari perburuan di alam hingga penjualan daring.
Pedagang ilegal satwa liar juga makin lihai. Ada yang menyamarkan transaksi melalui peralatan rumah tangga. Jejak digitalnya samar, tidak ada sistem peringatan otomatis seperti yang berlaku untuk kukang. Untuk kukang, seseorang yang mengetik hastag tertentu akan mendapatkan peringatan bahwa satwa ini dilindungi.
Erwin Wilianto, peneliti Sintas Indonesia, mengatakan hampir semua jenis kucing liar, kecuali macan tutul dan harimau sumatera, sangat sedikit informasinya.
Amanda Yonica Poetri Faradifa, Koordinator Koalisi Anti Kekejaman Satwa di Dunia Maya, Asia for Animals Coalition (AfA), menyebut kondisi ini sebagai paradoks perlindungan.
“Meski dilindungi undang-undang, algoritma platform digital seakan membiarkan perdagangan berlangsung,” katanya, Senin (22/9/2025).
Bersama platform media sosial bersimbol not musik, koalisi ini mendirikan Animal Welfare Safety Center. Tujuannya, memberikan edukasi kepada pengguna media sosial tentang bahaya konten perdagangan satwa liar, eksploitasi, dan pelanggaran terhadap satwa dilindungi.
“Strategi paling efektif adalah kolaborasi. Jika hanya menuding tanpa solusi, kejahatan ini tidak akan berhenti.”
Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam (KSDAE), Kementerian Kehutanan menyadari bahwa pola perdagangan satwa liar bergeser dari pasar tradisional ke platform daring.
“Ruang digital menjadi pasar bebas bagi praktik ilegal yang sangat merugikan sumber daya alam hayati dan ekosistem,” ujarnya, dikutip dari situs Kemenhut, Senin (5/5/2025).
Pihaknya telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA). Langkah itu dimaksudkan untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam memutus mata rantai perdagangan satwa liar dilindungi di ruang digital.
Kucing kuwuk disebut Leopard Cat, karena corak kulitnya bertotol mirip macan tutul. Kucing kuwuk dijuluki juga kucing hutan, kucing macan tutul, atau harimau buluh. Ia tergolong satwa yang menghindari manusia. Ia tergolong satwa yang menghindari manusia.
Kucing kuwuk hampir seukuran kucing rumahan. Makannya tikus, kodok, serangga, dan satwa kecil. Sebarannya di pinggir hutan, dekat kebun maupun permukiman warga.
Berdasarkan IUCN, kucing kuwuk berstatus Least Concern.
*****





