- Penemuan fosil Xiphodracon goldencapensis di Jurassic Coast, Inggris, mengungkap spesies ichthyosaurus baru yang disebut “Naga Pedang dari Dorset,” dengan panjang mencapai 3 meter dan kondisi fosil tiga dimensi yang sangat langka.
- Fosil berusia sekitar 190 juta tahun ini berasal dari periode Pliensbachian, masa yang jarang terekam dalam catatan fosil, sehingga membantu ilmuwan memahami evolusi dan pergantian fauna laut purba.
- Dengan mata besar dan moncong panjang seperti pedang, reptil laut ini menunjukkan fitur anatomi unik yang belum pernah ditemukan sebelumnya, sekaligus membuka wawasan baru tentang ekosistem laut pada zaman Jurassic awal.
Di masa ketika dinosaurus masih menjadi penghuni daratan, lautan purba pun dipenuhi oleh makhluk yang tak kalah mengerikan. Di antara mereka, ichthyosaurus menempati posisi teratas dalam rantai makanan. Tubuhnya menyerupai lumba-lumba, tetapi dengan gigi runcing, mata sebesar piring, dan rahang panjang seperti pedang. Selama lebih dari 150 juta tahun, predator laut ini menguasai samudra dari era Trias hingga Kretaseus, sebelum akhirnya lenyap dari permukaan Bumi.
Namun, tidak semua periode dalam sejarah ichthyosaurus terekam dengan baik. Salah satu celah besar dalam catatan fosilnya terletak pada masa Pliensbachian, sekitar 190 juta tahun lalu, ketika perubahan besar sedang terjadi di lautan purba. Suhu Bumi meningkat, permukaan air naik, dan banyak spesies laut punah, membuka jalan bagi bentuk-bentuk kehidupan baru yang lebih adaptif. Celah inilah yang selama puluhan tahun membuat para ilmuwan penasaran: bagaimana rupa ichthyosaurus yang hidup di masa transisi itu?
Kini, sebuah penemuan luar biasa di sepanjang pesisir selatan Inggris seolah menjawab teka-teki itu. Di tebing Jurassic Coast, para peneliti menemukan seekor “naga laut” dengan bentuk yang begitu unik, seolah berasal dari dunia lain. Fosil ini bukan hanya terawetkan dengan sempurna, tetapi juga berasal dari periode yang hampir tak tersentuh oleh sains. Dengan rongga mata besar dan moncong setajam pedang, predator ini diperkirakan memburu cumi-cumi dan ikan dengan kecepatan dan presisi yang menakutkan.
Kondisi Tiga Dimensi yang Langka
Salah satu monster laut paling lengkap yang pernah tercatat ini ditemukan di sepanjang Jurassic Coast, Inggris. Fosil tersebut diyakini sebagai salah satu fosil reptil laut paling utuh di dunia yang berasal dari periode Pliensbachian, sekitar 190 juta tahun lalu. Spesimen langka dan menakjubkan ini membuka jendela menuju masa misterius dalam sejarah Bumi, menjembatani kesenjangan dalam pemahaman kita tentang perubahan fauna laut yang kompleks dan dramatis pada masa itu.

Spesies baru ini dinamai Xiphodracon goldencapensis, berarti “Naga Pedang dari Golden Cap,” sesuai lokasi penemuannya di Dorset, wilayah pesisir selatan Inggris . Panjang tubuhnya diperkirakan mencapai 3 meter semasa hidupnya. Fosil tersebut ditemukan oleh kolektor fosil Inggris, Chris Moore, di tebing pesisir Golden Cap, kawasan yang dikenal kaya akan peninggalan era Jurassic.
“Saya melihat bagian ruas tulang ekor yang mencuat, lalu menutupinya kembali dan meminta izin untuk menggali dan melihat apa yang ada di sana,” ujar Moore. “Saya mengikuti deretan tulang belakang itu, lalu menemukan sirip belakang, tulang rusuk, sirip depan, hingga akhirnya tengkorak.”
Ia melanjutkan, “Saya membentur benda keras yang ternyata adalah tengkoraknya, dan terawetkan dalam tiga dimensi. Pada kebanyakan ichthyosaurus, tulang-tulangnya sering pipih dan dua dimensi, tetapi yang ini benar-benar utuh dan tiga dimensi. Tengkoraknya memiliki dua mata besar di kedua sisi, serta moncong panjang seperti pedang dengan ratusan gigi halus seperti jarum.”
Keawetan luar biasa ini merupakan ciri khas lingkungan purba di kawasan tersebut, yang dulunya merupakan laut tropis dangkal kaya kehidupan. Dasar lautnya bersifat anoksik (minim oksigen) sehingga ketika hewan mati dan tenggelam, tubuhnya tertimbun lumpur beracun tanpa gangguan dari pengurai. Kondisi ini menciptakan kapsul waktu alami yang menjaga keutuhan fosil selama jutaan tahun.
Jalan Panjang Menuju Identifikasi
Penemuan ini ternyata memiliki kisah panjang dan berliku. Moore menggambarkannya terjadi “dalam kabut waktu,” mengingat ada jeda 24 tahun antara penemuan awal dan identifikasi resminya. “Ini memang lama,” katanya sambil tertawa, “tapi dalam skala geologi, 24 tahun bukan apa-apa.”
Setelah ditemukan, fosil tersebut dikirim ke Royal Ontario Museum, tempat ahli ichthyosaurus terkemuka dunia, Dr. Chris McGowan, bekerja. Namun, sebelum sempat diterbitkan secara ilmiah, McGowan pensiun dan penelitian itu terhenti. Baru beberapa tahun kemudian, pakar ichthyosaurus modern, Dr. Dean Lomax dari University of Manchester, meninjau ulang spesimen itu dan menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Dalam makalah ilmiah yang baru dipublikasikan, Lomax dan tim mengonfirmasi bahwa spesimen ini merupakan spesies baru bagi dunia sains dan termasuk sangat langka. Ribuan ichthyosaurus lengkap dari periode sebelum dan sesudah Pliensbachian telah ditemukan, tetapi hampir tidak ada spesimen dari masa ini, menjadikannya “mata rantai yang hilang” dalam sejarah evolusi predator laut tersebut.
Spesimen aslinya kini disimpan di Ontario, tetapi Moore menemukan spesimen kedua yang kini dipamerkan di Charmouth Heritage Coast Centre, Dorset. “Kami menjulukinya Gonzo karena rahangnya yang sedikit bengkok,” ujarnya. “Kemungkinan karena menukik ke dalam sedimen di dasar laut 190 juta tahun lalu.”
Mengisi Kekosongan Evolusi dengan Fitur Aneh
Periode Pliensbachian (sekitar 190–183 juta tahun lalu) adalah masa penting dalam sejarah laut Jurassic. Saat itu, perubahan iklim dan naiknya permukaan laut memicu kepunahan besar-besaran di lautan, yang diikuti oleh kebangkitan spesies-spesies baru yang lebih adaptif. Namun, hingga kini, catatan fosil dari periode ini sangat terbatas, itulah sebabnya Xiphodracon menjadi temuan yang begitu berharga.
“Anehnya, kami tidak tahu pasti apa yang mendorong perubahan besar ini,” kata Lomax. “Itulah mengapa penemuan baru ini begitu istimewa, karena membantu mengisi kekosongan ichthyosaurus selama tahap penting dalam evolusi mereka.”

Fosil Xiphodracon goldencapensis tidak hanya memungkinkan ilmuwan menentukan kapan pergantian besar itu terjadi, tetapi juga mengungkap fitur anatomi yang luar biasa — bahkan kemungkinan sisa isi perut yang terawetkan di dalam rongganya. “Ada banyak hal keren pada fosil ini,” ujar Lomax. “Jika saya harus memilih, moncongnya yang sangat panjang seperti pedang dan matanya yang besar benar-benar menarik perhatian. Melihat rahangnya yang ramping dengan gigi runcing, kita bisa membayangkan hewan ini meluncur di laut purba, memburu ikan dan cumi-cumi dengan kecepatan tinggi.”
Ia menambahkan, “Bahkan tulang di sekitar lubang hidungnya (yang disebut lakrimal) memiliki bentuk sangat aneh. Kami belum pernah melihat struktur seperti ini pada ichthyosaurus mana pun sebelumnya.”
Penemuan Xiphodracon menambah bab baru dalam tradisi panjang penemuan fosil di pesisir Dorset — wilayah yang sama di mana Mary Anning, pionir paleontologi abad ke-19, pertama kali menemukan ichthyosaurus pada usia belasan tahun. Dua abad kemudian, tebing-tebing batu kapur yang sama kembali menghadirkan misteri baru, seakan menegaskan bahwa laut purba Inggris masih menyimpan rahasia yang belum selesai diceritakan.
Seperti yang dikatakan Lomax, “Penemuan ini adalah pengingat bahwa Bumi masih punya banyak cerita yang belum kita gali”
Penemuan ini dipublikasi dalam jurnal Papers in Palaeontology.