- Kota Batam, Kepulauan Riau, pemerintah canangkan sebagai kota percontohan transisi energi, khusus bangunan hijau dan dekarbonisasi infrastruktur. Pembangunan yang pesat hingga meningkatnya kebutuhan listrik menjadi alasan utama Batam dipilih menjadi kota transisi energi, selain Surabaya.
- Lisa Tinschert, Direktur Program Energi GIZ mengatakan, pemerintah Kota Batam akan mendapat sejumlah dukungan dari SETI. Mulai dari studi perencanaan, bantuan teknis, pengembangan kapasitas, pelibatan dalam jejaring energi perkotaan, dan bantuan-bantuan lain yang disepakati bersama.
- Hendrik Hermawan, Pendiri Akar Bhumi Indonesia (ABI) mengapresiasi dicanangkannya Batam sebagai daerah percontohan transisi energi. Namun, ia mendorong agar transisi energi di Batam dilaksanakan secara adil, tanpa mengorbankan kepentingan warga. Kenyataannya, proyek-proyek berlabel ‘hijau’ di Batam justru kerap menempatkan masyarakat kecil sebagai korban. Contohnya, proyek Rempang Ecocity.
- Suprianto, Pakar Tata Ruang Kota Batam berharap program SETI tidak hanya sampai dalam teknis perencanaan saja, tetapi juga implementasi dalam bentuk regulasi. Contohnya, pemerintah membuat aturan mengenai Penerang Jalan Umum (PJU) harus menggunakan solar panel. Begitu juga dengan komplek perumahan, yang harus mulai beralih ke tenaga surya dan lainnya.
Kota Batam, Kepulauan Riau, pemerintah canangkan sebagai kota percontohan transisi energi, khusus bangunan hijau dan dekarbonisasi infrastruktur. Pembangunan yang pesat hingga meningkatnya kebutuhan listrik menjadi alasan utama Batam dipilih menjadi kota transisi energi, selain Surabaya.
Program ini atas dukungan proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) hasil kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Jerman melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
SETI i merupakan konsorsium dari berbagai lembaga, yaitu, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Institute for Essential Services Reform (IESR), World Resources Institute (WRI) dan Yayasan Indonesia Cerah (Cerah).
Proyek yang berlangsung hingga 2028 ini menargetkan bangunan hijau milik kantor pemerintah, komersial, perkantoran, mal dan rumah sakit. SETI akan membantu teknis agar Kota Batam menerapkan bangunan hijau dan dekarbonisasi infrastruktur, mengacu pada Permen PUPR 21/2021.
Lisa Tinschert, Direktur Program Energi GIZ mengatakan, pemerintah Kota Batam akan mendapat sejumlah dukungan dari SETI. Mulai dari studi perencanaan, bantuan teknis, pengembangan kapasitas, pelibatan dalam jejaring energi perkotaan, dan bantuan-bantuan lain yang disepakati bersama.
“SETI siap mendukung Pemerintah Kota Batam dalam upaya dekarbonisasi sektor energi,” kata Lisa usai membuka acara Kick-off Proyek SETI di Batam, Juni lalu.
Kota Batam, katanya, terpilih karena memiliki zona industri khusus, dan berdekatan dengan Singapura. Apalagi, Batam memiliki pusat data dengan permintaan listrik yang terus tumbuh.
Lisa bilang, SETI lebih kepada mendorong secara teknis agar daerah menerapkan pembangunan gedung modern, sehingga Batam menjadi etalase Indonesia sebagai kota berkelanjutan.
SETI telah menyiapkan anggaran hingga Rp250 miliar untuk pelaksanaan program selama empat tahun ke depan. Pendampingan teknis akan dalam bentuk pelatihan kepada berbagai pemangku kepentingan.
Konsumsi listrik meningkat
Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE KESDM mengatakan, Batam terpilih sebagai pilot project implementasi proyek SETI, karena memiliki sejumlah keunggulan. Antara lain, kapasitas sumber daya manusia, konsumsi listrik, potensi energi terbarukan, inisiatif berkelanjutan yang sudah ada, dan penilaian potensi pertumbuhan di masa depan.
“Dengan terpilihnya Batam sebagai salah satu kota percontohan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa berjalan berdampingan dengan langkah-langkah dekarbonisasi agar Kota Batam menjadi kota madani, modern, dan berkelanjutan,” katanya.
Pada 2023, konsumsi listrik meningkat 9,06%, dan pada 2024 akan meningkat 10%-15%. Ketergantungan pada sumber energi konvensional menimbulkan tantangan terhadap keberlanjutan hingga transisi energi dan dekarbonisasi sangat penting untuk ketahanan ekonomi dan lingkungan jangka panjang.
Sahid bilang, proyek SETI bertujuan mendukung dekarbonisasi sektor industri dan bangunan melalui penerapan energi terbarukan dan konservasi energi secara terintegrasi. Di lingkup perkotaan, fokus proyek ini adalah dekarbonisasi bangunan secara terencana.

Perlu sinkronisasi
Edison Siagian, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I, Kementerian Dalam Negeri, mengatakan, transisi energi memerlukan sinkronisasi dan harmonisasi dokumen perencanaan pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah.
“Upaya kolaborasi dan integrasi perlu dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan hingga tahap monitoring dan evaluasi,” katanya.
Jefridin, Sekretaris Daerah Kota Batam menyebut, transisi energi akan membawa manfaat konkret bagi Kota Batam. Dari segi ekonomi, transisi energi akan menciptakan peluang investasi baru, lapangan kerja hijau, dan diversifikasi ekonomi.
Dari segi sosial, kualitas hidup masyarakat meningkat seiring dengan ketersediaan energi yang stabil dan terjangkau. Energi terbarukan dapat mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor.
Jefridin mengatakan, program SETI sejalan dengan visi dan misi Pemkot Batam terkait transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
“Menurut saya pas untuk Batam karena kualitas sinar matahari sangat bagus untuk mendukung energi terbarukan.”
Pada tahap kebijakan, Pemerintah Batam akan menyusun aturan khusus soal transisi energi untuk mendukung bangunan hijau di Kota Batam. “Itu sudah pasti kita ikuti mekanisme aturan yang ada, bangunan hijau, kita akan padukan aturan daerah nantinya,” kata Jefridin.
Rudy Panjaitan, Kepala Dinas Kominfo Kota Batam mengatakan, selama ini Kota Batam sudah memiliki regulasi untuk mendorong bangunan hijau, meski masih secara umum. “Misal, bagaimana hotel-hotel di Kota Batam menggunakan listrik yang on off-nya secara otomatis, sehingga menghemat penggunaan listrik.”
Hendrija, Kepala Bidang Riset dan Inovasi Bapelitbang Kepri menyatakan, Batam memiliki potensi energi terbarukan cukup besar, terutama energi surya. Hanya, perlu ekosistem riset yang kuat untuk mewujudkan Batam sebagai kota hijau.
Setop perusakan lingkungan
Hendrik Hermawan, Pendiri Akar Bhumi Indonesia (ABI) mengapresiasi pencanangan Batam sebagai daerah percontohan transisi energi. Namun, dia mendorong agar transisi energi di Batam secara adil, tanpa mengorbankan kepentingan warga.
Kenyataannya, lanjut Hendrik, proyek-proyek berlabel ‘hijau’ di Batam kerap menempatkan masyarakat kecil sebagai korban. Contohnya, proyek Rempang Ecocity. “Kita tidak ingin proyek-proyek yang diklaim hijau hanya sekadar label.”
Hendrik juga mengkirik massifnya kerusakan lingkungan di Batam akibat industrialisasi. Transisi energ, katanya, hanya salah satu jalan dekarbonisasi. Upaya lain juga dapat dilakukan dengan mempertahankan atau bahkan menambah tutupan hutan.
Namun, yang terjadi di Batam justru sebaliknya. Saat pemerintah mencanangkan transisi energi sebagai bagian dari dekarbonisasi di Batam, dalam waktu yang sama, wilayah ini juga banyak kehilangan tutupan hutan.
Di wilayah pesisir, kata Hendrik, hutan-hutan mangrove ditebangi dan ditimbun untuk proyek industri. Pun demikian dengan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar, terus dikeruk atas nama investasi. “Artinya, dekarbonisasi itu tidak bisa hanya melihat satu sisi dan mengabaikan banyak sisi yang lain.”
Dia mendukung program transisi energi yang memberi fokus pada bangunan perkantoran dan aset komersiil itu. “Tapi, transisi harus berlangsung dalam ruang yang sehat. Nyatanya di Batam banyak kerusakan lingkungan yang terjadi.”
Suprianto, Pakar Tata Ruang Kota Batam berharap program SETI tidak hanya sampai dalam teknis perencanaan saja, tetapi juga implementasi dalam bentuk regulasi. “Harapannya begitu, jadi ada regulasi yang mendorong pembangunan gedung hijau di Batam,” katanya, Juni lalu.
Dalam bentuk paling konkret, dia contohkan, pemerintah bisa membuat aturan mengenai penerang jalan umum (PJU) harus menggunakan solar panel. Begitu juga dengan komplek perumahan, yang harus mulai beralih ke tenaga surya dan lainnya.
*****
Transisi Energi yang Beracun: Cerita Pembangkit Panas Bumi di Indonesia