- Musang air (Cynogale bennettii) merupakan satwa liar yang keberadaannya sangat sulit ditemukan. Jenis ini sepintas mirip berang-berang.
- Berbeda dengan musang pada umumnya yang hidup di daratan, musang air hidup di dua alam, yakni darat dan air. Musang air memiliki kaki berselaput sebagian dan moncong yang lebar dengan kumis sensorik panjang, sangat mirip dengan berang-berang.
- Satwa ini sangat sulit ditemukan dan memiliki morfologi yang tersamarkan di habitatnya dan cenderung pemalu serta sensitif terhadap keberadaan manusia.
- Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup mereka adalah hilangnya kawasan atau degradasi serta pengeringan lahan basah.
Musang air (Cynogale bennettii) merupakan satwa liar yang keberadaannya sangat sulit ditemukan. Jenis ini sepintas mirip berang-berang. Musang air atau Otter civet tersebar mulai dari Malaysia, Sumatera, Kalimantan, hingga Thailand Selatan.
Penelitian mengenai musang air sangat terbatas, termasuk temuan terbaru para peneliti dari IPB University yang berhasil merekam kemunculan musang air. Musang air disebut terakhir terlihat melalui bukti foto pada 2009 di hutan rawa gambut Sebangau dan tahun 2023 di Bentang Alam Rungan Kahayan.
Peneliti IPB University berhasil merekam satwa unik ini melalui kamera jebak (camera trap) dan drone. Selain musang air, peneliti juga berhasil merekam kemunculan kucing merah Kalimantan (Catopuma badia).
“Teknologi mempermudah proses deteksi dan pemantauan satwa yang sebelumnya sulit dilakukan melalui pengamatan lapangan secara langsung mengandalkan deteksi mata manusia. Satwa-satwa seperti ini memiliki morfologi tersamarkan di habitatnya dan cenderung pemalu dan sensitif terhadap keberadaan manusia,” ungkap Dr Dede Aulia Rahman, pengajar di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), dikutip dari laman IPB University, Selasa (24/6/2025).
Menurut dia, kemunculan kembali spesies langka dimungkinkan karena beberapa faktor. Sebut saja, kombinasi spesies langka yang memiliki perilaku sulit dipahami, distribusi tidak merata, kepadatan populasi yang rendah, termasuk juga kurangnya kegiatan inventaris atau monitoring biodiversitas secara rutin.
Adaptasi unik
Musang air memiliki adaptasi luar biasa untuk kehidupan di dua alam: darat dan air. Berbeda dengan musang lain yang umumnya arboreal atau terestrial murni, musang air memiliki kaki berselaput sebagian dan moncong lebar, dengan kumis sensorik panjang, sangat mirip berang-berang.
Adaptasi ini memungkinkannya menjadi perenang dan penyelam ulung. Dalam beberapa penelitian, dijelaskan bahwa musang air aktif malam hari (nokturnal) serta menghabiskan sebagian besar waktu untuk mencari makan di sungai, rawa, dan hutan yang tergenang air.
Uniknya, meskipun sering disebut Otter civet, mereka bukanlah anggota keluarga berang-berang (Lutrinae), melainkan termasuk keluarga musang (Viverridae). Untuk itulah, beberapa sumber menyebut mereka juga memanjat dan kemungkinan bersarang di rongga-rongga pohon. Adaptasi konvergen ini menunjukkan efisiensi evolusi dalam menghadapi tekanan lingkungan serupa.
Selain itu, musang air cenderung soliter atau hidup menyendiri. Ia seringkali menghindari kontak dengan manusia, yang semakin mempersulit penelitian mendalam tentang aspe kehidupan sosialnya, sehingga metode seperti kamera jebak menjadi sangat penting. Apalagi, sebaran habitatnya saat ini sangat terfragmentasi dan terancam. Ketergantungan mereka pada ekosistem air tawar yang sehat menjadikan mereka sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan.
Model prediksi kesesuaian habitat di Pulau Kalimantan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah pesisir, hutan rawa, dan hutan dataran rendah sangat cocok untuk musang air. Mereka mendiami hutan rawa gambut, hutan hujan dataran rendah yang sering tergenang air, dan di sepanjang tepi sungai yang lambat arusnya.
Prediksi hasil modeling melalui penelitian Cheyne et al. (2016), menyatakan bahwa sebagian besar Pulau Kalimantan sesuai untuk habitat musang air, terutama di wilayah pesisir, hutan rawa, dan hutan dataran rendah. Kawasan yang penting untuk musang air di Kalimantan adalah hutan di bagian tengah Sabah, beberapa hutan produksi di Sarawak, dan hutan dataran rendah-hutan gambut di Kalimantan Tengah.
“Upaya penelitian dan survei diperlukan di Brunei dan seluruh provinsi di Kalimantan (Indonesia), karena kebanyakan data yang terkumpul selama ini hanya dari catatan lama,” ungkap para peneliti.

Terancam punah
Musang air adalah karnivora yang memiliki pola makan cukup beragam, mencerminkan adaptasinya sebagai pemburu di lingkungan akuatik. Diet utamanya meliputi ikan, kepiting, moluska, mamalia kecil, dan burung. Fleksibilitas dalam mencari mangsa ini memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang memiliki ketersediaan sumber daya bervariasi.
Populasi musang air diperkirakan sangat rendah dan terus menurun. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mentapkan statusnya Endangered atau Genting. Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup mereka adalah hilangnya kawasan atau pengeringan lahan basah.
Selain itu, deforestasi yang masif, terutama konversi hutan menjadi perkebunan sawit dan pertanian intensif lainnya, adalah faktor utama penyebab terganggunya habitat. Polusi air dari aktivitas pertanian, industri, dan merkuri dari penambangan emas juga merupakan ancaman potensial. Perdagangan satwa liar dan konsumsi lokal juga dapat memengaruhi spesies ini, meskipun informasi mengenai hal tersebut masih terbatas.
Referensi:
Animal Diversity Web. (n.d.). Cynogale bennettii (Otter civet). https://animaldiversity.org/accounts/Cynogale_bennettii/
Cheyne, et al. (2016). Predicted distribution of the otter civet Cynogale bennettii (Mammalia: Carnivora: Viverridae) on Borneo. Raffles Bulletin of Zoology Supplement, (33), 126-131.
IPB University News. (2025). Tidak Hanya Kucing Merah Kalimantan, Peneliti IPB University Berhasil Rekam Satwa Langka Otter Civet. https://www.ipb.ac.id/news/index/2025/06/tidak-hanya-kucing-merah-kalimantan-peneliti-ipb-university-berhasil-rekam-satwa-langka-otter-civet/
*****
Penelitian: Tahun 2080, Mamalia Terancam Punah di Kalimantan Meningkat Dua Kali Lipat