Setelah Sembuh dari Luka, Kuta Akhirnya Kembali ke Alam Liar

Kuta yang kembali ke alam liar setelah penyembuhan dari luka-luka. Foto: Ayat S Karokaro

 

 

Namanya Kuta, orangutan Sumatera jantan ini, Kamis (2/2/17), translokasi ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) oleh tim Orangutan Information Center (OIC).

Misran, Kepala Balai Besar TNGL; Herbert Aritonang, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), dan tim medis Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP), terlihat di TNGL Marike, Langkat.

Tampak dokter hewan Ricko, Manager HOCRU-OIC bersama tim TNGL dan BKSDA Sumut menjaga kondisi satwa yang berada dalam kandang sementara ini.

Panut Hadiswoyo, Direktur OIC kepada Mongabay mengatakan, kesehatan orangutan berusia sekitar 20 tahun ini cukup baik, hingga layak dikembalikan ke alam.

 

 

Proses pelepasliaran orangutan Sumatera, Kuta di TNGL. Foto: Ayat S Karokaro


Kuta ditemukan September 2016 di Dusun Konangkong, Langkat, dengan kondisi dehidrasi, mal nutrisi, anus terluka. Beberapa butir peluru juga bersarang di tubuhnya.

Tim HOCRU-OIC mengambil keputusan mengevakuasi lalu perawatan dan rehabilitasi. “Setelah empat bulan di karantina, tim medis SOCP berhasil mengobati luka, dan direkomendasikan kembali ke habitat.”

Dengan pengembalian ini OIC sudah merilis setidaknya 70 orangutan, baik sitaan perdagangan satwa, maupun warga yang memeliharanya.

Yenny Saraswati, dokter hewan senior SOCP mengatakan, mereka merekomendasikan Kuta kembali ke habitat.

Perawatan terhadap Kuta, hampir sama dengan orangutan lain di SOCP. Namun, katanya, saat tiba Kuta terluka, maka tim medis fkcus obati luka agar sembuh.

Misran, Kepala BBTNGL mengatakan, sebelum mengembalikan ke habitat, mereka bersama tim OIC dan BBKSDA menganalisis dulu, lokasi tepat untuk orangutan ini. Pertimbangan lokasi pelepasan, katanya,  memiliki pakan mencukupi, tempat rawan perburuan atau tidak, dan memperhitungkan apakah lokasi bisa jadi area berkembangbiak satwa atau tidak.

“Kita berharap, Kuta bisa bertahan. Pakan cukup melimpah, kita yakin tak akan kelaparan,” katanya.

Sepanjang 2016, bersama tim OIC sudah mengembalikan 16 orangutan, mulai dari TNGL Aceh hingga Sumut.

 

Kuta langsung memanjat pohon kala dilepas di TNGL. Foto: Ayat S Karokaro

 

 

 

 

Kredit

Topik

Potret Buram Nelayan Tradisional

  Kondisi nelayan tradisional di Indonesia memprihantinkan. Negara makin tidak berpihak pada nelayan saja. Demi tingkatkan ekonomi, pemerintah izinkan privatisasi ruang laut dan pesisir serta sumber daya alam di dalamnya. Hingga perampasan ruang laut dan pesisir terus terjadi. Upaya-upaya masyarakat mempertahankan lahan pun tak jarang berakhir dengan jerat hukum. Belum lagi  wilayah tangkap  nelayan tradisional/kecil […]

Artikel terbaru

Semua artikel