- Belasan anak mendokumentasikan dan mempelajari puluhan biodiversitas tanaman obat yang dipamerkan di galeri seni bertajuk Herbalova.
- Judul pameran ini, Herbalova, bermakna menumbuhkan rasa cinta terhadap tanaman herbal. Tanaman obat atau obat herbal adalah tumbuhan yang memiliki khasiat atau manfaat untuk kesehatan dan pengobatan.
- Keanekaragaman hayati yang mulai hilang dan dilupakan ini menjelma karya seni karena disajikan dengan imaji anak-anak.
- Pengetahuan lisan tanaman obat ini didokumentasikan tak hanya lewat pameran seni juga melanjutkan cara dokumentasi masa lalu dengan lontar atau manuskrip yang dikenal dengan nama Lontar Taru Pramana.
Candra, menata sejumlah dedaunan tanaman obat di atas kertas, ditambah pemantik korek api yang menyemburkan panas dengan simbol bunga telang. Judul karyanya adalah kebakaran hutan. Ada juga Dhira, mendesain tanaman obat pilihannya dengan memvisualisasikan lautan. Ada daun yang mirip ikan dan koran dari bebatuan.
Belasan karya yang merepresentasikan keindahan dan keunikan tanaman obat ini makin menarik dengan sentuhan imajinasi anak-anak yang menyematkan berbagai mainan atau ilustrasi. Mereka berkisah tentang tanaman obat. Tanaman yang sudah sangat jarang diketahui khasiat bahkan namanya.
Sebanyak 16 anak memamerkan karyanya bertajuk Herbalova di Kulidan Space, Kabupaten Gianyar, Bali pada 2-10 Agustus 2025 ini. Mereka mendokumentasikan 50 jenis kekayaan hayati berupa tanaman obat di Desa Guwang. Tanaman ini mereka kumpulkan dari kebun atau sawah dengan I Nyoman Landep sebagai pendamping.
Landep merupakan petani padi dan hortikultura organik di Desa Guwang, Sukawati. Dia resah berbagai kekayaan biodiversitas bisa hilang karena generasi kini tidak memiliki pengetahuan seperti tidak pernah melihat tanamannya atau bahkan mengetahui khasiatnya.
Dari program ini mereka menemukan sekitar 50-an jenis tanaman obat yang ada di Desa Guwang. Namun, mereka tidak mengetahui manfaat atau khasiatnya dari semua tanaman itu karena makin jarang terpakai. Untung saja, ada studi literatur ataupun jurnal ilmiah yang membantunya.

Komang Adiartha, koordinator program ini bercerita jika Landep adalah petani yang haus pengetahuan. Dia kerap belajar dari tokoh agama dan tetua desa tentang berbagai tanaman dan ingin melestarikannya. Keluarganya pernah memasak sayur namun tidak sengaja berisi tanaman sejenis perdu yang membuat lancar buang air besar. Kemudian dia tahu nama tanaman tersebut adalah “tanaman perdu urus-urus” atau terkenal dengan “kate mas atau daun suduk mentul”.
Judul pameran ini, Herbalova, bermakna menumbuhkan rasa cinta terhadap tanaman herbal. Tanaman obat atau obat herbal adalah tumbuhan yang memiliki khasiat atau manfaat untuk kesehatan dan pengobatan. Bagian dari tanaman seperti daun, akar, bunga, atau biji, dapat digunakan untuk meredakan penyakit atau meningkatkan kesehatan.
Dalam pameran ini, penyelenggara tampilkan puluhan jenis tanaman obat dan namanya. Taru bingin atau pohon beringin (Ficus benjamina) yang akar, daun dan kayunya bisa untuk mengobati rasa sakit menusuk-nusuk pada perut bagian samping.
Ada pula taru dadap atau pohon dadap (Erythrina subumbrans) yang kayu dan daun bermanfaat untuk obat perut kembung. Lalu, taru kelor atau pohon kelor (Moringa oleifera juss) yang daunnya bisa berguna untuk mengobati sakit mata.
Selain itu, ada taru bila atau pohon bila (Aegle marmelos) yang serat kayunya berguna untuk param obat sakit biri-biri. Taru gada atau kaktus (Cereus peruvianus) yang berguna untuk obat lepra pada getahnya. Taru sumaga atau pohon jeruk (Citrus nolibis) yang dapat mengobati sakit tuju atau sakit encok. Taru cenangga atau pohon gabus india (Millingtonia hortensis) yang daunnya berguna untuk obati panas.
Taru sentul atau pohon kecapi (Sandoricum koetjape), daun dan akarnya bermanfaat untuk mengobati diare dan menghilangkan panas pada perut. Belimbing besi atau blimbing basi (Averrhoa carambola) yang daunnya bisa obati sesak napas atau asma. Taru sembung tulang atau kayu patah tulang (Euphorbia turivalling), yang akar, daun, dan serat kayunya bermnanfaat untuk mengobati lepra dan kusta.

Tercatat dalam manuskrip kuno
Tanaman obat ini juga populer secara tradisional dan tercatat dalam lontar atau manuskrip Taru Pramana. Lontar Taru Pramana adalah naskah kuno Bali yang berisi pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat.
Naskah ini memuat informasi tentang 168 jenis tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat, lengkap dengan cara pengolahannya. “Taru” berarti pohon atau tumbuhan, dan “Pramana” berarti kekuatan atau khasiat, sehingga Taru Pramana secara harfiah berarti tumbuhan yang memiliki khasiat obat.
Lontar Taru Pramana menjelaskan berbagai cara pengolahan tumbuhan obat, seperti Loloh/Jamu adalah cairan pekat yang diminum. Sembar/Simhuh adalah ramuan yang dikunyah lalu diludahkan pada bagian yang sakit.
Boreh/Lulur ramuan halus dan dibalurkan pada bagian yang sakit. Tutuh merujuk ramuan yang diperas atau digiling, lalu diteteskan atau dihirup. Tempel, ramuan yang ditempelkan pada bagian yang sakit. Sementara Ses adalah amuan yang dikompreskan pada bagian yang sakit.
“Pengetahuan yang semula bersifat lisan dan tersebar mulai terdokumentasi dan divisualisasikan dengan pendekatan kreatif. Kegiatan ini menumbuhkan kembali relasi anak-anak dengan tanah, tradisi dan komunitasnya, serta mengangkat nilai-nilai lokal dalam bahasa visual yang baru,” urai Adiartha.
Tak hanya imajinasi anak, ada juga adaptasi teknologi dengan penggunaan teknik scanografi. Prosesnya dimulai dengan aktivitas jalan-jalan menjelajah desa untuk menemukan tanaman obat, kemudian anak-anak dipersilakan menata tanaman pilihannya di kertas putih dengan kombinasi mainan atau figur kesukaannya untuk menciptakan cerita visual. Sketsa ini diatur ulang di alat scan dan menghasilkan karya dengan tekstur dan warna lebih tajam.
Dalam proses produksi scan tanaman, anak-anak didampingi oleh mentor Vifick Bolang, seorang fotografer yang mulai tertarik dengan teknik scanografi saat dia mengikuti residensi di Yogyakarta beberapa tahun silam.
Pameran Herbalova ini menjadi proses alternatif untuk mengenal kekayaan hayati tanaman sejak dini dengan cara menyenangkan, lewat proses jalan-jalan dan seni. Dokumentasi tanaman obat dengan scanografi ini mampu mengidentifikasi lebih dari 50 tanaman, sesuai dengan 126 tanaman yang ada dalam lontar Taru Premana.
*****
Cerita Perempuan Batu Busuk Racik Obat dari Hutan Bukit Barisan