Mongabay.co.id

Misteri “Oksigen Gelap” di Dasar Laut: Penemuan yang Mengejutkan Dunia Sains

Ilustrasi dasar laut | Gambar oleh Freepik

Ilustrasi dasar laut | Gambar oleh Freepik

Pernahkah Anda membayangkan ada sumber oksigen di tempat yang gelap gulita, ribuan meter di bawah laut, di mana sinar matahari pun tak bisa menembus? Itulah yang ditemukan oleh para ilmuwan di kedalaman Samudra Pasifik, tepatnya di kedalaman sekitar 4.000 meter di bawah permukaan laut! Lokasi ini, yang dikenal sebagai Zona Clarion-Clipperton (CCZ), bukan hanya sekadar hamparan lumpur luas, tetapi juga menyimpan rahasia penting tentang bagaimana kehidupan mungkin dimulai di Bumi, dan bahkan di planet lain. Zona ini membentang seluas 4,5 juta kilometer persegi, sebuah area yang sangat luas, diapit oleh patahan Clarion dan Clipperton. Di tempat yang gelap dan dingin ini, di mana tekanan air sangat tinggi, para ilmuwan menemukan fenomena aneh yang menantang pemahaman kita tentang biokimia laut dalam.

Apa itu “Oksigen Gelap”?

Di wilayah yang disebut Zona Clarion-Clipperton (CCZ), terletak di antara Hawaii dan Meksiko, terdapat bongkahan-bongkahan batu yang disebut nodul polimetalik. Bentuknya mirip kentang, dengan ukuran yang bervariasi, dan ternyata, batu-batu ini mengandung banyak logam berharga seperti nikel, mangan, tembaga, seng, dan kobalt. Logam-logam ini sangat penting untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan lainnya, sehingga nodul-nodul ini dianggap sebagai “baterai dalam batu” oleh beberapa perusahaan pertambangan.

Baca juga: Inilah Berbagai Spesies Laut yang Berhasil Ditemukan oleh Proyek Ocean Census

Zona Clarion-Clipperton (CCZ), sebuah wilayah yang kaya akan nodul polimetalik | Oleh USGS

Namun, yang mengejutkan, penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience menunjukkan bahwa nodul-nodul ini juga menghasilkan oksigen, meskipun berada di tempat yang gelap total. Oksigen ini disebut “oksigen gelap” karena dihasilkan tanpa bantuan sinar matahari, sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.

Mekanisme Produksi Oksigen Gelap

Para ilmuwan menduga, nodul-nodul ini bertindak seperti “geobaterai“. Mineral-mineral di dalamnya memisahkan hidrogen dan oksigen dari air laut melalui proses elektrolisis, mirip seperti baterai yang menghasilkan listrik. Penelitian yang dipimpin oleh Andrew Sweetman, seorang ahli ekologi laut dalam dari Scottish Association for Marine Science, menunjukkan bahwa terdapat tegangan sekitar 0,95 volt pada permukaan nodul. Tegangan ini, yang terbentuk seiring pertumbuhan nodul dengan lapisan mineral yang berbeda, cukup untuk memecah molekul air laut menjadi hidrogen dan oksigen.

Baca juga: Gunung Api Purba Ditemukan di Bawah Laut, Tertutup Ribuan Telur Raksasa

Nodul polimetik yang disebut-sebut adalah gumpalan berukuran kentang yang terdiri dari oksida besi dan mangan yang juga mengandung logam mulia seperti kobalt dan unsur-unsur langka. | Gambar oleh : NOAA Office of Ocean Exploration and Research, 2019 Southeastern U.S. Deep-sea Exploration

Penemuan ini sangat penting karena:

Perdebatan Sengit di Kalangan Ilmuwan

Penemuan ini tidak serta merta diterima oleh semua ilmuwan. Beberapa meragukan metode penelitian yang digunakan, dan mempertanyakan bagaimana nodul yang berusia jutaan tahun masih bisa menghasilkan listrik.

Nodul polimetik ditumpuk di dasar laut jutaan tahun yang lalu dan tumbuh sekitar 2 milimeter setiap juta tahun | Gambar oleh: Ekspedisi DeepCCZ

Michael Clarke, manajer lingkungan di The Metals Company, salah satu perusahaan yang tertarik untuk menambang nodul, mengkritik penelitian ini dan menganggapnya memiliki “cacat metodologis”.

Namun, para peneliti yang menemukan “oksigen gelap” tetap yakin dengan hasil penelitian mereka. Mereka mengatakan bahwa perdebatan ini justru mendorong penelitian lebih lanjut, dan membantu kita memahami lebih dalam tentang misteri laut dalam. Andrew Sweetman sendiri menyatakan bahwa “Jenis pertukaran seperti ini sangat umum terjadi pada artikel ilmiah dan itu memajukan materi pelajaran”.

Menuju Pemahaman Komprehensif Ekosistem Laut Dalam

Penemuan “oksigen gelap” ini membuka babak baru dalam penelitian laut dalam. Kita perlu lebih banyak penelitian untuk memahami peran nodul polimetalik dalam ekosistem laut, dan dampak penambangan terhadap lingkungan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan awal dan untuk memahami mekanisme yang mendasari produksi “oksigen gelap”. Hal ini akan membantu para ilmuwan untuk menilai potensi dampak penambangan laut dalam terhadap ekosistem yang rapuh ini.

Satu hal yang pasti, penemuan ini menunjukkan betapa luas dan misteriusnya lautan kita, dan betapa banyak hal yang belum kita ketahui.

Exit mobile version