- Aligator gar bukan ikan yang berasal dari Indonesia. Apabila ikan ini lepas ke perairan umum, bisa mengancam penurunan populasi ikan lainnya dan akan merusak ekosistem perairan tersebut.
- Aligator gar merupakan ikan asli benua Amerika. Ikan ini pernah ditemukan dengan bobot yang memecahkan rekor selama 73 tahun.
- Aligator gar merupakan ‘monster prasejarah yang sesungguhnya’, kata ahli biologi Jeremy Wade dalam ‘River Monsters’. Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan pun menunjukkan bahwa hewan purba ini hidup 100 juta tahun yang lalu selama periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu), saat dinosaurus berkeliaran di Bumi.
- Kelangsungan hidup mereka masih bertahan karena sistem pertahanan yang unik. Adapun sisiknya terbuat dari enamel super keras yang disebut ganoine. Lapisan pelindung itu telah membantu mereka bertahan dari serangan dinosaurus pemangsa.
Saat ini pamor ikan aligator gar sedang menyedot perhatian publik. Di Indonesia, misalnya, ikan predator ini dilarang untuk dipelihara, diperdagangkan, atau dilepasliarkan demi melindungi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem lokal.
“Alligator Gar bukan ikan yang berasal dari Indonesia. Apabila ikan ini lepas ke perairan umum, bisa mengancam penurunan populasi ikan lainnya dan akan merusak ekosistem perairan tersebut,” jelas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) Pung Nugroho Saksono dalam keterangan resminya.
Faktanya, aligator gar memang bukan ikan asli Indonesia. Di Benua asalnya Amerika, ikan ini perah ditemukan dengan bobot yang memecahkan rekor selama 73 tahun.
Para pemancing di Texas berhasil menangkap seekor aligator gar seberat 283 kilogram di Waduk Sam Rayburn. Para ahli mengatakan bahwa tangkapan terbesar sejak tahun 1951.
Satwa penguasa air tawar ini punya moncongnya yang panjang, sisik lapis baja yang tebal, dan dua baris gigi yang tajam. Keberadaannya acapkali disalahartikan sebagai buaya yang ganas, oleh karena itu, nama umum mereka disebut alligator gar.
Baca : AIS, Aplikasi Pertama di Indonesia Mengenal Ikan Spesies Asing dan Invasif

Dia adalah “monster prasejarah yang sesungguhnya,” kata ahli biologi Jeremy Wade dalam “River Monsters.” Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan pun menunjukkan bahwa hewan purba ini hidup 100 juta tahun yang lalu selama periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu), saat dinosaurus berkeliaran di Bumi
Maka tak heran jika spesies gar dapat tumbuh sekitar 8 kaki atau 2,4 meter. Ukuran paling besar untuk ikan air tawar.
“Kelangsungan hidup mereka masih bertahan karena sistem pertahanan yang unik. Adapun sisiknya terbuat dari enamel super keras yang disebut ganoine. Lapisan pelindung itu telah membantu mereka bertahan dari serangan dinosaurus pemangsa,” kata Wade.
Selain itu, sisik-sisik fleksibel dan keras itu saling mengunci sehingga melindungi mereka dari ancaman. Saat ini satu-satunya predator mereka adalah buaya.
Uniknya aligator gar tumbuh lebih cepat. Mereka mulai sebagai telur yang kecil, tetapi panjangnya bisa mencapai 2 kaki (0,6 m) pada tahun pertama. Menurut, Solomon David, ahli ekologi akuatik di University of Minnesota, aligator gar akan terus tumbuh sepanjang hidup mereka, dan dapat hidup hingga usia 100 tahun.
Baca juga : 10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Ganas di Dunia

Belum banyak yang tahu, jika aligator merupakan salah satu “fosil hidup” yang paling akhir – spesies yang nyaris tidak berubah selama jutaan tahun. Hal itu berdasarkan sebuah studi pada tahun 2024 yang menemukan bahwa ikan gar memiliki tingkat evolusi paling lambat di antara semua vertebrata berahang.
Tentu saja, banyak spesies yang memenuhi kriteria “fosil hidup” sejak Charles Darwin pertama kali menciptakan istilah ini pada tahun 1859. Tujuannya menggambarkan garis keturunan yang terlihat sama selama puluhan juta tahun, seperti coelacanth, sturgeon, dan kepiting tapal kuda.
Akan tetapi dari 481 spesies vertebrata, para peneliti-yang dipimpin oleh Chase Brownstein dan Thomas Near dari Universitas Yale serta Dan MacGuigan dari Universitas Buffalo-menemukan bahwa gar memiliki tingkat evolusi molekuler paling lambat yang diketahui oleh sains.
Bahkan selama jutaan tahun, DNA dan RNA mereka telah berubah hingga tiga kali lipat lebih lambat daripada kelompok vertebrata besar lainnya, termasuk fosil-fosil hidup klasik seperti coelacanth dan hiu, kata Solomon David, seorang ahli ekologi akuatik di University of Minnesota dan salah satu penulis studi di jurnal Evolution.
Para ilmuwan percaya bahwa evolusi gars yang lamban mungkin disebabkan oleh mekanisme perbaikan DNA yang terlalu aktif-keanehan genetik yang dapat mengarah pada kemajuan dalam pengobatan manusia.
Baca juga : Ikan Arapaima, Ikan Berbahaya yang Masuk ke Indonesia

Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa evolusi tidak berhenti sejenak pada semua fosil hidup. Coelacanth, hiu gajah, dan burung yang disebut hoatzin-semuanya dianggap purba-memiliki tingkat mutasi yang lebih cepat dari yang diperkirakan, yaitu sekitar 0,0005 mutasi di setiap lokasi per juta tahun, meskipun masih lebih lambat daripada tingkat rata-rata untuk amfibi (0,007 mutasi per juta tahun) dan mamalia plasmanutfah (0,02 mutasi per juta tahun).
Temuan ini mendukung gagasan bahwa beberapa spesies masih mirip dengan nenek moyang purba mereka telah berubah pada tingkat molekuler.
Namun, ikan gars, berbeda. Hampir di setiap ekson, ikan gars memiliki tingkat substitusi molekuler yang paling lambat, bahkan beberapa kali lipat lebih lambat, dan rata-rata hanya mengalami 0,00009 mutasi per satu juta tahun di setiap situs.
Meskipun giginya setajam jarum dan menyakitkan, predator penyergap ini lebih suka menyantap kepiting, ikan, dan burung. Meski mangsa kecil, tapi soal ukuran mereka jangan diragukan. Dan biasanya betina lebih besar ketimbang aligator gar jantan.
Di Indonesia, ikan ini mulai menimbulkan masalah bagi lingkungan. Namun, di habitat aslinya, aligator gar ini dilindungi dan larangan penangkapan ikan di Texas. (***)
Bagaimana Mencegah Ikan Asing Berbahaya Masuk ke Perairan Indonesia?