- Seekor bayi walrus ditemukan sendirian tanpa induknya di lepas pantai Alaska, Amerika Serikat. Tim penyelamat datang ketika bayi itu sudah dalam kondisi dehidrasi dan kurang gizi.
- Induknya diduga mati setelah kawanan walrus kembali bermigrasi.
- Sekalipun sudah dievakuasi peluang untuk hidup bebas sangat kecil, sebab walrus sangat sensitif.
- Penyelamatan walrus sangat jarang terjadi. Departemen Respons Satwa Liar Alaska SeaLife Center hanya menolong 11 ekor sejak organisasi ini didirikan pada tahun 1998
Fenomena mengharukan terjadi ketika bayi walrus (Odobenus rosmarus) ditinggalkan kawanannya di Pantai Alaska, Amerika Serikat. Diperkirakan umurnya masih beberapa minggu dan nasibnya menjadi yatim piatu.
Menurut Alaska SeaLife Center, ketika lahir walrus sangat bergantung pada induknya jika ditinggalkan sendirian kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Ketika tim penyelamat tiba bayi itu mengalami kekurangan gizi dan dehidrasi.
“Dia sekarang memiliki kesempatan kedua untuk hidup dalam perawatan manusia, dan dia akan membantu meningkatkan kesadaran akan spesiesnya sambil menerima perawatan,” kata spesialis perawatan satwa respon satwa liar, Halley Werner, dikutip Cbsnews.com.
Bayi malang itu memiliki bobot seberat 75 kg ini ditemukan di pantai Utqiagvik, utara Alaska. Tim penyelamat percaya bahwa anak warlus itu ditinggalkan sendirian, karena kawanannya baru saja bermigrasi meninggalkan daerah tersebut.
Diketahui, penyelamatan walrus sangat jarang terjadi. Departemen Respons Satwa Liar Alaska SeaLife Center hanya menolong 11 ekor sejak organisasi ini didirikan pada tahun 1998.
Perawatannya sangat intensif. Anak walrus dikenal sangat sosial dan selalu berlindung kepada induknya. Untuk itu staf dari tim penyelamat bertindak sebagai ibu pengganti, memberikan kontak fisik untuk memberikan rasa aman.
Peluang untuk hidup pun menjadi tantangan penyelamatan selanjutnya. Pasalnya, tahun lalu, seekor bayi walrus yang diselamatkan yang telah menerima perawatan pun mati. Kematiannya akibat menderita hipoglikemia dan masalah pencernaan.
Akan tetapi, perawatan ternyata berpengaruh pada kehidupan bayi walrus. Menurut pusat rehabilitasi tersebut, walrus yang diselamatkan tidak akan menjadi kandidat untuk dilepaskan kembali ke alam liar.
Baca : Berkenalan dengan Paus Beluga, Si “Burung Kenari Laut”
Fakta Menarik Walrus
Walrus adalah salah satu hewan mamalia terbesar yang hidup di Arktik. Mereka juga menjadi yang terbesar di antara kelompok pinnipeds (kaki sirip) lainnya. Tubuh walrus yang besar itu ditutupi oleh kulit cokelat kemerahaan.
Tubuh walrus juga ditutupi rambut pendek yang menutupi sebagian besar tubuh mereka kecuali wajah dan kaki sirip. Mereka punya mata kecil, kumis yang lebat, dan sepasang gading kuat.
Gading walrus jantan memang lebih panjang dengan ukuran sekitar 90-100 centimeter. Sedangkan walrus betina mempunyai ukuran gading lebih pendek sekitar 80 centimeter.
Bobot walrus jantan dewasa sendiri bisa seberat 2 ton dan panjang tubuhnya mencapai 3,2 meter. Betina dewasa dapat memiliki berat lebih dari satu ton.
Keberadaan walrus di alam liar belum banyak diketahui. Populasi walrus pada 1950-an sempat menurun karena perburuan. Namun pada 1980-an populasi walrus meningkat, namun kini mengalami penurunan lagi akibat dari perubahan iklim.
Menurut Departemen Perikanan dan Perburuan Alaska, walrus pasifik hidup di Laut Bering dan Laut Chukchi. Mereka sangat sensitif terhadap lingkungan yang dingin terutama bongkahan es. Mereka menggunakan es sebagai tempat beristirahat selama hidupnya.
Menurut departemen itu, dengan berkurangnya es laut, walrus kemungkinan akan menghabiskan lebih banyak waktu di tempat pendaratan di pantai di sepanjang pantai Rusia dan Alaska di mana perjalanan mencari makan mungkin lebih terbatas pada tempat mencari makan di dekatnya.
Ketergantungan mereka pada es itu terlihat dari fungsi gading. Gigi yang menonjol itu tidak hanya digunakan untuk berburu makanan, tapi juga dipakai ketika mereka sedang tidur di lapisan permukaan es dengan cara menancapkannya agar tidak jatuh.
Baca juga : Hebatnya Paus Orca, Bisa Meniru Suara Manusia
Berdasarkan pengamatan Komisi Mamalia Laut, hanya beruang kutub dan paus pembunuh atau orca yang menjadi satu-satunya predator alami spesies itu. Sekalipun walrus merupakan karnivora juga.
Ketika di pantai, gerak mereka sangat lambat. Namun, menurut MarineBio Conservation Society, walrus adalah hewan gesit saat di air. Rata-rata kecepatannya sekitar 7 km/jam. hingga 35 km/jam.
Mereka lebih menyukai daerah dengan air dangkal sehingga mereka dapat dengan mudah mengakses makanan. Oleh karena itu, selama musim kawin, walrus berkumpul dalam jumlah ribuan. Kawanan biasanya dipisahkan berdasarkan jenis kelamin; betina memiliki kawanannya sendiri, dan jantan memiliki kawanannya sendiri. Jantan yang dominan dipilih berdasarkan usia, ukuran tubuh dan panjang gading.
Walrus betina melahirkan selama migrasi di musim semi. Setelah masa kehamilan 15 hingga 16 bulan, walrus betina akan melahirkan satu anak walrus. Sangat jarang, walrus akan melahirkan anak kembar.
Menurut Defenders of Wildlife, Anak walrus memiliki berat sekitar 100 hingga 165 pon (45 hingga 75 kg) saat lahir. Di alam, anaknya akan berenang bersama induknya selama tiga tahun pertama kehidupannya.
Kemudian, pada usia 3 tahun, anak walrus jantan akan pergi untuk tinggal bersama kawanan jantan. Pada usia 15 tahun, pejantan akan mulai kawin. Betina akan kawin setelah berusia 5 tahun.
Menurut National Geographic, nama walrus berasal dari bahasa Latin yang berarti “kuda laut yang berjalan dengan gigi”. Mereka bisa hidup hingga 40 tahun. (***)
PBB : Hampir Setengah dari Populasi Spesies Migrasi Dunia Terancam Punah