- Hutan Lindung Sungai Wain [HLSW] yang berada di utara Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, merupakan habitatnya jenis kucing liar dilindungi.
- Tahun 2021 lalu ada kucing merah tertangkap kamera jebak/ Di kesempatan berbeda, terpantau juga jenis kucing batu dan macan dahan.
- Peneliti mamalia dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman [Unmul], Rustam Fahmi, menerangkan sebagian besar wilayah berhutan di wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, diprediksi menjadi habitat yang cocok untuk kucing merah atau Bornean bay cat[Catopuma badia].
- Pada Februari 2023, peneliti Ecositrop, Hadiyana berhasil mengabadikan kucing kuwuk yang mematung karena efek cahaya kamera di wilayah Kutai Timur. Kucing itu berjalan sendirian malam hari untuk mencari makanan.
Hutan Lindung Sungai Wain [HLSW] yang berada di utara Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, merupakan habitatnya jenis kucing liar dilindungi. Hutan seluas 10.025 hektar ini, menjadi rumah nyaman bagi kucing liar, karena tersedianya pakan dan perlindungan yang aman.
Manager Yayasan Pro Natura Agusdin, mengatakan HLSW merupakan objek wisata alam yang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan. Hutan tersebut memiliki dua jenis wilayah, yaitu hutan primer yang merupakan hutan asli dan hutan sekunder atau hutan buatan yang dibangun pascakebakaran besar tahun 1997 di Balikpapan.
Di hutan tersebut terdapat pula perpaduan hutan mangrove dan sungai-sungai kecil. Wilayah inilah yang menjadi ruang jelajah kucing liar. Kemunculannya pernah tertangkap layar kamera pengawas yang terpasang di beberapa titik HLSW. Yayasan Pro Natura merupakan pengelola Hutan Lindung Sungai Wain.
“Tahun 2021 lalu ada kucing merah tertangkap kamera jebak/trap. Di kesempatan berbeda, terpantau juga jenis kucing batu dan macan dahan,” jelasnya, Kamis [10/8/2023].
Baca: Kucing Merah Itu Terekam Kamera di Hutan Kalimantan Tengah
Dijelaskan Agusdin, pada 2021 itu, kamera berhasil mengabadikan tiga kali kemunculan kucing merah. Pertama, pada Mei terlihat bermain di wilayah Blok D-1 sisi barat HLSW, tidak jauh dari aliran sungai dekat hutan sekunder. Kedua, bulan berikutnya di Blok B-2 dekat hutan kemasyarakatan [HKm]. Ketiga, enam bulan selanjutnya terlihat di Blok C.
Dilihat dari sejumlah gambar, tampak kucing-kucing itu memiliki bentuk tubuh sehat.
“Sejauh ini tidak ada konflik dengan manusia. Hanya yang kita khawatirkan adalah masalah perburuan di bebera titik tertentu,” katanya.
Terkait macan dahan, jenis ini menunjukkan kemunculannya dengan cara meninggalkan buruannya.
“Ini terlihat juga dari jejaknya,” ujarnya.
Baca: Kucing Merah, Antara Ada dan Tiada di Hutan Kalimantan
Penelitian kucing merah
Peneliti mamalia dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman [Unmul], Rustam Fahmi, menerangkan sebagian besar wilayah berhutan di wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, diprediksi menjadi habitat yang cocok untuk kucing merah atau Bornean bay cat [Catopuma badia].
Bersama rekannya, Rustam mengumpulkan 71 catatan kemunculan kucing merah yang tersebar di wilayah Pulau Borneo, mulai dari Brunei hingga Kalimantan Selatan. Dari catatan itu, 40 di antaranya digunakan untuk pemodelan.
Dugaan sementara penelitian itu adalah dataran rendah terdepan seperti hutan mangrove dan hutan rawa diprediksi rendah untuk kesesuaian habitatnya. Demikian pula dengan beberapa daerah di Kalimantan yang telah dikonversi menjadi perkebunan sawit.
Baca: Kucing Batu, Jenis Kucing Liar yang Mirip Macan Dahan
Dari prediksi pemodelan kesesuaian habitat diketahui bahwa daerah yang luas di pedalaman Borneo, yang sebagian besarnya berupa kawasan hutan dataran tinggi [hutan perbukitan] yang juga terdapat hutan dataran rendah dan hutan sub dataran tinggi, adalah kawasan yang diprediksi paling sesuai untuk kucing merah.
Dalam penelitian itu, wilayah Taman Nasional Kayan Mentarang [TNKM], diperkirakan menjadi wilayah yang sangat cocok menjadi habitat kucing merah.
Daerah dataran tinggi lain di Kalimantan Timur yang diprediksi sangat cocok menjadi habitat kucing merah adalah Pegunungan Muller. Wilayah ini berfungsi sebagai koridor alami antara TNKM dan Taman Nasional Betung Kerihun di Kalimantan Barat.
Baca juga: Kucing Kuwuk dan Ancaman Kendaraan Bermotor
Kucing kuwuk muncul
Peneliti primata dari Fakultas Kehutanan Unmul, Yaya Riyadin, pernah menemukan kucing kuwuk atau kucing congkok/kucing hutan [Prionailurus bengalensis] di wilayah Kutai Timur. Kabupaten yang masih memiliki hutan yang sangat luas ini, banyak ditinggali bermacam jenis satwa, termasuk kucing hutan.
“Sebenarnya saya meneliti orangutan. Tapi, kamera jebak yang dipasang tim, menemukan satwa liar lain, aalah satunya kucing kuwuk,” terangnya, Senin [7/7/2023].
Yaya menegaskan, populasi kucing kuwuk di Kaltim masih terlihat. Bahkan tidak jarang, satwa ini muncul di area konsesi tambang batubara atau perkebunann sawit.
“Tersebar hampir di semua hutan di Kaltim. Ruang jelajahnya adalah area pakan,” jelasnya.
Pada Februari 2023, peneliti Ecositrop, Hadiyana berhasil mengabadikan kucing kuwuk yang mematung karena efek cahaya kamera di wilayah Kutai Timur. Kucing itu berjalan sendirian malam hari mencari makanan.
Yaya menyebut, momentum itu sangat jarang didapat.
“Foto itu diambil di Kutai Timur. Saya yakin, gambar itu adalah gambar terbagus dan terbaru untuk jenis kucing ini. Dikarenakan terkena head lamp, dia mematung tidak bergerak. Itu foto luar biasa,” paparnya.